Kamis, 01 Mei 2014

www.pendidikankarakter.com/wajah-sistem-pendidikan-di-indonesia/‎
LINK
http://prengki23.blogspot.com/
http://awanimanurung030.blogspot.com/
khoiriza18.blogspot.com
LINK
http://universitasasahan.wordpress.com/tentang-kami/lembagaunit/

 
* Kelebihan DOS :
1.   Perintahnya sederhana untuk digunakan.
2.  DOS tidak memakan banyak ruang pada hard drive, (hanya sekitar 8 MB untuk instalasi   penuh).
3.   DOS adalah OS yang mendasari pada semua hari produk Windows mendiskontokan baris NT (NT, Win2000, Win XP).
4.   DOS murah, dan gratis jika Anda pergi di internet.
* Kelemahan DOS :
1.   Tidak ada GUI. (Tidak termasuk DOSSHELL dan pihak ke-3 GUI). Interface pada instalasi dasar baris perintah saja.
2.   Sejak BG declered bahwa “DOS sudah mati” kita harus meletakkan uo dengan propaganda itu mengapa kita harus meng-upgrade ke Windows XP karena “DOS sudah mati”.
3.   Lebih sulit untuk digunakan daripada Windows.


  2. windows
kelebihan  windows:

  1. GUI yang familiar sehingga pengguna lebih nyaman berada didepan layar monitor
  2. dukungan perangkat dari driver yang lebih baik
  3. Banyak aplikasi kantor yang kompatibel dengan windows
  4. Mudah untuk digunakan, karena para pengguna sudah terbiasa dengan tampilan windows
Kelemahan Sistem operasi Windows:
  1. Sistem operasi ini berbayar
  2. Instalasi yang lebih sulit dibandingkan sistem operasi linux
  3. Rentan terhadap serangan virus.
3. KELEBIHAN NETWARE 5


o Netware 5 telah dioptimalkan dengan sistem operasi jaringan (NOS) yang jalan dan mengelola layanan jaringan dan berbagai lingungan arinagan , termasuk netware, windows NT, UNIX, dan sistem host lainnya. Sedang windows NT da windows 2000 dikembangkan sebagi sistem operasi general purpose untuk workststion dan server ,tidak khusus untuk jaringan.
o Berkat pendekatan penuh netware 5 ke server , layanan dan administrasi ke desktop, begitu laporan IDC, produk ini 56 % lebih muarah dibanding biaya yang harus dikeluarka untuk miliki windows NT.
o Kernel multiprosessing netware 5 meningkatkan skalabilitas dan kinerja. Sementara windows NT dan windows 2000 tidak menyediakan directory lintas – platform dan insfrastruktur management.
o Netware 5 membawa skalabilitas netware ke tingkat yang lebih tinggi dengan fitur seperti novell storage service yang mendukung sistem file dengan ukuran nyaris tak terbatas. Dan Microsoft Windows NT tidak menyediakan directori sejati, membutuhkan hardware dan investasi software yang lebih besar dan membutuhkan anggaran IS yang lebih besar untuk mengakomaodasi windows NT Server yang terus meningkat.
o Novell directory Service (NDS) sudah teruji dipasr
o Imlementasi Java Netware 5 memberikan pendekatan terdistribusi terhadap aplikasi .Sementara itu Microsoft tidak melibatkan Java.

 KEKURANGAN NETWARE

Diawal –awal novell memang sangat berjaya dalam hal jaringan yang murah meriah, karena tidak ada kompetitor. Keunggulan uatam yang dikenal adalah dalam hal print fole share-nya. Tetapi sesuai perkembangan saat ini kemampuan microsoft dalam hal networking ternyata lebih bagus lagi dibanding novell.
Saat ini jika memang hanya sebatas print file sharng saja, banyak perangkat maupun software yang mempunyai kemapuan seperti itu., seperti halnya FTP server ataupun Storage Network sejenis Maxtor misalnya.
Software bawaan di storage Network memang tidak secerdas server Novell, walupun fungsinya sama. Karena system operasi sudah ada di server tersebut.Sedangkan storage tanpa sistem operasi.
Funsi genericdari server Novell sendiri, hanyalah sebagi penyedia basis data, sedangkan yang melakukan komputasi justru ada di clisnt, bukan di server. Fungsisprti itu saat ini tidak lagi relevan denagn kebutuhan. Dan tentunya akan kalah jah denagn microsoft,memang dari segi biaya microsoft lebih mahal

4.OS/2
  •     Kelebihan
-          GUI yang familiar
-          MS Windows memiliki dukungan driver hardware yang lebih banyak dibandingkan Linux.
-          Banyak aplikasi berbasis MS Window
-           lebih mudah untuk menginstal aplikasi pada MS Windows dibandingkan pada Linux, yang terkadang harus di-configure terlebih dahulu dan Banyak gratisan GPL dan Freeware ditawarkan untuk Windows
  •      Kekurangan
-          Harga yang mahal
-           Rentan virus dan hacking banyak virus komputer yang menyerang sistem operasi ini
-          Tidak ada sistem keamanan yang tangguh Kecuali MS Windows 2000 dan XP, pada MS Windows 9.x/Me, hampir tidak memiliki sistem keamanan yang dapat membuat komputer Anda aman dari tangan-tangan jahil,
-           Pada MS Windows (kecuali MS Windows 2000 yang lebih baik dibandingkan Win 9.x/Me)
-          Semakin banyak aplikasi yang Anda instal, maka kemungkinan besar akan terjadi ngadat. karena hal ini pekerjaan Anda akan terganggu.

5. UNIX


  • Kelebihan
  1. Sistem file stabil untuk database, server Internet, Intranet, file-server, Internet-client pengembangan Java.
  2. Stabilitas yang terkenal dan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan Windows NT.
  3. Telah tersedia sistem operasi Unix versi “hampir” gratis.
  • Kekurangan
  1. Harga sistem operasi komersial yang mahal.
  2. Kecepatan inovasi Linux lama kelamaan mendesak sistem Unix komersial.
  3. Penawaran sistem operasi Unix versi “hampir” gratis tak sebaik sistem operasi Unix komersial.
  4. Driver hardware yang kurang menyenangkan pada versi “hampir” gratisnya.
  5. Sedikit software untuk office.
 
6. LINUX
 


  • Kelebihan
  1. Linux adalah sistem yang Open Source
  2. Freeware yaitu software yang bersifat free tanpa ada tuntutan dari hak cipta
  3. Minimal hardware yaitu tidak begitu membutuhkan hardware yang terlalu besar kapasitasnya maupun biayanya.
  4. Stabilitas yaitu stabil digunakan sebagai apa saja, baik Server maupun Client
  5. Shared Libraries tidak merusak sistem lainnya jika di install dengan versi yang lainnya. Sistem yang digunakan dapat berjalan seperti biasanya.
  6. Kebal virus tidak terserang virus apapun seperti yang terjadi pada Windows
  • Kekurangan
  1. Sistem operasi yang digunakan sama sekali berbeda dengan Windows sehingga perlu waktu dan tenaga untuk belajar menggunakannya.
  2. Penggunaan WYSYWYG (What You See is What You Get) belum bisa secara menyeluruh, sehingga diperlikan trik tersendiri untuk menggunakannya.
  3. Sulit bagi pengguna awam untuk beradaptasi
  4. Dukungan perangkat keras dari vendor-vendor tertentu yang tidak terlalu baik pada Linux.
  5. Proses instalasi software / aplikasi yang tidak semudah di Windows. Instalasi software di Linux, akan menjadi lebih mudah bila terkoneksi ke internet atau bila mempunyai CD / DVD repository-nya. Bila tidak, maka kita harus men-download satu per satu package yang dibutuhkan beserta dependencies-nya.

7. Kelebihan dan Kekurangan jaringan LAN
Beberapa keunggulan LAN:
* keamanan lebih terjamin karena penggunaan IP lokal jaringan hanya sampai sebatas switch dan selanjutnya router akan menghubungkan dengan IP publik.
* Pemakaian sumber daya secara bersama-sama
* Memungkinkan hubungan antar sistem dari beragam merk
* Memungkinkan adanya transfer file antar bagian dengan melalui suatu server pengatur lalu lintas informasi
* Efektifitas dan efisiensi kerja menjadi lebih produktif
* Lebih banyak terminal yang terhubung ke sistem
* Mengurangi pemakaian kabel jika dibandingkan dengan sistem conect one by one
* Memungkinkan komunikasi melalui e-mail
* Adanya pembakuan user interface
* Perlindungan investasi dan rahasia data karena adanya server pengatur dan password
* Copy data antar PC menjadi lebih cepat
Beberapa kelemahan LAN
* Speed modem lambat. Semakin banyak PC semakin lemot koneksi internetnya.
* Instrumentasi tidak sederhana
* Ada kemungkinan password dapat ditembus
* Perlu pengendali pemakain software
* Software harus dirancang untuk multi user
* Semua layer model OSI harus dilaksanakan (protokol/aturan yang digunakan)
* Jika salah satu PC terkena virus, maka PC yang lain ikut tertular.

Kelebihan MAN: Server kantor pusat dapat berfungsi sebagai pusat data dari kantor cabang. Informasi dapat disebarkan dengan lebih meluas, cepat dan bermakna. Transaksi yang Real-Time (data di server pusat diupdate saat itu juga, contoh ATM Bank unluk wilayah nasional) Komunikasi antar kantor bisa menggunakan e-mail, chatting dan Video Conference (ViCon). Kekurangan MAN: Biaya operasional mahal. Instalasi infrastrukturnya tidak mudah. Jika sebuah komputer pribadi digunakan sebagai terminal, memindahkan file (file transfer software) membolehkan pengguna untuk mengambil file (download) dari hos ataupun menghantar data ke hos (upload). Rumit jika terjadi trouble jaringan (network trouble shooting).

Sumber: http://raytkj.blogspot.com/2012/11/kelebihan-dan-kekurangan-jaringan-man.html
Konten adalah milik dan hak cipta raytkj.blogspot.com
8. Kelebihan dan Kekurangan Jaringan MAN. Kelebihan Jaringan MAN :

  • Server kantor pusat dapat berfungsi sebagai pusat data dari kantor cabang.
  • Informasi dapat disebarkan dengan lebih meluas, cepat dan bermakna.
  • Transaksi yang Real-Time (data di server pusat diupdate saat itu juga, contoh ATM Bank unluk wilayah nasional)
  • Komunikasi antar kantor bisa menggunakan e-mail, chatting
  • dan Video Conference (ViCon).
Kekurangan Jaringan MAN :

  • Biaya operasional mahal.
  • Instalasi infrastrukturnya tidak mudah.
  • Jika sebuah komputer pribadi digunakan sebagai terminal, memindahkan file (file transfer software) membolehkan pengguna untuk mengambil file (download) dari hos ataupun menghantar data ke hos (upload).
  • Rumit jika terjadi trouble jaringan (network trouble shooting).

9. Kelebihan dari WAN :

  • Bisa diakses dengan jangkauan area grografis yang luas sehingga berbisnis dengan jarak jauh dapat terhubung dengan jaringan ini
  • Dapat berbagi (share) software dan resources dengan koneksi workstations.
  • Pesan dapat dikirim dengan sangat cepat kepada orang lain pada jaringan ini (bisa berupa gambar, suara, atau data yang disertakan dengan suatu lampiran).
  • Hal-hal yang mahal (seperti printer atau saluran telepon ke internet) dapat dibagi oleh semua komputer pada jaringan ini tanpa harus membeli perangkat yang berbeda untuk setiap komputernya.
  • Semua orang yang ada di jaringan ini dapat menggunakan data yang sama. hal ini untuk menghindari masalah dimana beberapa pengguna mungkin memiliki informasi lebih tua daripada yang lain.
  • Berbagi informasi/file (share) melalui area yang lebih besar
  • Besar jaringan penutup.

Kekurangan WAN :
  • Biaya operasional mahal dan umumnya lambat
  • Memerlukan Firewall yang baik untuk membatasi pengguna luar yang masuk dan dapat mengganggu jaringan ini
  • Menyiapkan jaringan bisa menjadi pengalaman yang sangat mahal dan rumit. Semakin besar jaringan semakin mahal harganya.
  • Keamanan merupakan masalah yang paling nyata ketika orang yang berbeda memiliki kemampuan untuk menggunakan informasi dari komputer lain. Perlindungan terhadap hacker dan virus menambah kompleksitas lebih dan membutuhkan biaya.
  • Setelah diatur, memelihara jaringan adalah pekerjaan penuh waktu (full time) yang membutuhkan jaringan pengawas dan teknisi untuk dipekerjakan.
  • Informasi tidak dapat memenuhi kebutuhan lokal atau kepentingan.
  • Rentan terhadap hacker atau ancaman dari luar lainnya.

Rabu, 19 Maret 2014

     
PARADIGMA PENDIDIKAN MASA DEPAN
  

 PENDAHULUAN
 
Selama tiga dasawarsa terakhir, dunia pendidikan Indonesia secara kuantitatif telah berkembang sangat cepat. Pada tahun 1965 jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak 53.233 dengan jumlah murid dan guru sebesar 11.577.943 dan 274.545 telah meningkat pesat menjadi 150.921 SD dan 25.667.578 murid serta 1.158.004 guru (Pusat Informatika, Balitbang Depdikbud, 1999). Jadi dalam waktu sekitar 30 tahun jumlah SD naik sekitar 300%. Sudah barang tentu perkembangan pendidikan tersebut patut disyukuri. Namun sayangnya, perkembangan pendidikan tersebut tidak diikuti dengan peningkatan kualitas pendidikan yang sepadan. Akibatnya, muncul berbagai ketimpangan pendidikan di tengah-tengah  masyarakat, termasuk yang sangat menonjol adalah: a) ketimpangan antara kualitas output pendidikan dan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan, b) ketimpangan kualitas pendidikan antar desa dan kota, antar Jawa dan luar Jawa, antar pendudukkaya dan penduduk miskin. Di samping itu, di dunia pendidikan juga muncul dua problem yang lain yang tidak dapat dipisah dari problem pendidikan yang telah disebutkan di atas.
 
Pertama, pendidikan cenderung menjadi sarana stratifikasi sosial. Kedua, pendidikan sistem persekolahan hanya mentransfer kepada peserta didik apa yang disebut the dead knowledge, yakni pengetahuan yang terlalu bersifat text-bookish sehingga bagaikan sudah diceraikan baik dari akar sumbernya maupun aplikasinya.
 
Berbagai upaya pembaharuan pendidikan telah dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi sejauh ini belum menampakkan hasilnya. Mengapa kebijakan pembaharuan pendidikan di tanah air kita dapat dikatakan senantiasa gagal menjawab problem masyarakat? Sesungguhnya kegagalan berbagai bentuk pembaharuan pendidikan di tanah air kita bukan semata-mata terletak pada bentuk pembaharuan pendidikannya sendiri yang bersifat erratic, tambal sulam, melainkan lebih mendasar lagi kegagalan tersebut dikarenakan ketergantungan penentu kebijakan pendidikan pada penjelasan paradigma peranan pendidikan dalam perubahan sosial yang sudah usang. Ketergantungan ini menyebabkan adanya harapan-harapan yang tidak realistis dan tidak tepat terhadap efikasi pendidikan.
 
Peranan Pendidikan: Mitos atau Realitas?
 
Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk aspek sosial, ekonomi, politik dan kultural, dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan warga bangsa secara keseluruhan. Dalam proses pembangunan tersebut peranan pendidikan amatlah strategis.
 
John C. Bock, dalam Education and Development: A Conflict Meaning (1992), mengidentifikasi peran pendidikan tersebut sebagai : a) memasyarakatkan ideologi dan nilai-nilai sosio-kultural bangsa, b) mempersiapkan tenaga kerja untuk memerangi kemiskinan, kebodohan, dan mendorong perubahan sosial, dan c) untuk meratakan kesempatan dan pendapatan. Peran yang pertama merupakan fungsi politik pendidikan dan dua peran yang lain merupakan fungsi ekonomi.
 
Berkaitan dengan peranan pendidikan dalam pembangunan nasional muncul dua paradigma yang menjadi kiblat bagi pengambil kebijakan dalam pengembangan kebijakan pendidikan: Paradigma Fungsional dan paradigma Sosialisasi. Paradigma fungsional melihat bahwa keterbelakangan dan kemiskinan dikarenakan masyarakat tidak mempunyai cukup penduduk yang memiliki pengetahuan, kemampuan dan sikap modern. Menurut pengalaman masyarakat di Barat, lembaga pendidikan formal sistem persekolahan merupakan lembaga utama mengembangkan pengetahuan, melatih kemampuan dan keahlian, dan menanamkan sikap modern para individu yang diperlukan dalam proses pembangunan. Bukti-bukti menunjukkan adanya kaitan yang erat antara pendidikan formal seseorang dan partisipasinya dalam pembangunan. Perkembangan lebih lanjut muncul, tesis Human lnvestmen, yang menyatakan bahwa investasi dalam diri manusia lebih menguntungkan, memiliki economic rate of return yang lebih tinggi dibandingkan dengan investasi dalam bidang fisik.
 
Sejalan dengan paradigma Fungsional, paradigma Sosialisasi melihat peranan pendidikan dalam pembangunan adalah: a) mengembangkan kompetensi individu, b) kompetensi yang lebih tinggi tersebut diperlukan untuk meningkatkan produktivitas, dan c) secara urnum, meningkatkan kemampuan warga masyarakat dan semakin banyaknya warga masyarakat yang memiliki kemampuan akan meningkatkan kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, berdasarkan paradigma sosialisasi ini, pendidikan harus diperluas secara besar-besaran dan menyeluruh, kalau suatu bangsa menginginkan kemajuan.
 
Paradigma Fungsional dan paradigma Sosialisasi telah melahirkan pengaruh besar dalam dunia pendidikan paling tidak dalam dua hal. Pertama, telah melahirkan paradigma pendidikan yang bersifat analis-mekanistis dengan mendasarkan pada doktrin reduksionisme dan mekanistik. Reduksionisme melihat pendidikan sebagai barang yang dapat dipecah-pecah dan dipisah-pisah satu dengan yang lain. Meka Fns melihat bahwa pecahan-pecahan atau bagian-bagian tersebut memiliki keterkaitan linier fungsional, satu bagian menentukan bagian yang lain secara langsung. Akibatnya, pendidikan telah direduksi sedemikian rupa ke dalam serpihan-serpihan kecil yang satu dengan yang lain menjadi terpisah tiada hubungan, seperti, kurikulum, kredit SKS, pokok bahasan, program pengayaan, seragam, pekerjaan rumah dan latihan-latihan. Suatu sistem penilaian telah dikembangkan untuk menyesuaikan dengan serpihan-serpihan tersebut: nilai, indeks prestasi, ranking, rata-rata nilai, kepatuhan, ijazah.
 
Paradigma pendidikan lnput-Proses-Output, telah menjadikan sekolah bagaikan proses produksi. Murid diperlakukan bagaikan raw-input dalam suatu pabrik. Guru, kurikulum, dan fasilitas diperlakukan sebagai instrumental input. Jika raw-input dan instrumental input baik, maka akan menghasilkan proses yang baik dan akhirnya baik pula produkyang dihasilkan. Kelemahan paradigma pendidikan tersebut nampak jelas, yakni dunia pendidikan diperlakukan sebagai sistem yang bersifat mekanik yang perbaikannya bisa bersifat partial, bagian mana yang dianggap tidak baik. Sudah barang tentu asumsi tersebut jauh dari realitas dan salah. Implikasinya, sistem dan praktek pendidikan yang mendasarkan pada paradigma pendidikan yang keliru cenderung tidak akan sesuai dengan realitas. Paradigma pendidikan tersebut di atas tidak pernah melihat pendidikan sebagai suatu proses yang utuh dan bersifat organik yang merupakan bagian dari proses kehidupan masyarakat secara totalitas.

Sejarah Perkembangan Islam Di Indonesia

A. Kedatangan dan Penyebaran Islam di Indonesia
Pada abad ke-1 hingga ke-7 M, pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa sering disinggahi pedagang asing, seperti Pelabuhan Lamuri (Aceh), Barus dan Palembang di Sumatra serta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa.

Cikal bakal keberadaan Islam di Nusantara telah dirintis pada periode abad ke-1 hingga ke-5 H atau abad ke-7 hingga ke-8 M. Pada periode ini, para pedagang dan mubalig membentuk komunitas Islam. Para mubalig memperkenalkan dan mengajarkan Islam kepada penduduk setempat tentang Islam. Ajaran-ajaran Islam tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Islam mengajarkan toleransi terhadap sesama manusia, saling menghormati dan tolong menolong.
2. Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama, kecuali takwanya.
3. Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Penyayang, dan mengharamkan manusia saling berselisih, bermusuhan, merusak, dan saling mendengki.
4. Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap sesama manusia tanpa pilih kasih.

Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk Indonesia. Dengan demikian, dakwah dan pengaruh Islam makin meluas, baik di kalangan masyarakat biasa, maupun bangsawan atau penguasa.

Proses Islamisasi diperkirakan sudah berlangsung sejak persentuhan itu terjadi. Di Aceh, kerajaan Islam Samudra Pasai berdiri pada pertengahan abad ke-13 M sehingga perkembangan masyarakat muslim di Malaka semakin pesat. Ibnu Batutah menceritakan, Sultan Kerajaan Samudra Pasai, Sultan Al Malik Az Zahir dikelilingi oleh ulama dan mubalig Islam.

Sementara itu di Jawa proses penyebaran Islam sudah berlangsung sejak abad ke-11 M dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Leran Gresik yang bertahun 475 H/1082 M.
Pengaruh Islam yang masuk ke Indonesia bagian timur, terutama Maluku, tidak dapat dipisahkan dari jalur perdagangan yang terbentang sepanjang pusat lalu lintas pelayaran internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku.

Menurut Tome Pires, masyarakat yang masuk Islam di Maluku dimulai kira-kira tahun 1460-1465 M. Mereka datang dan menyebarkan pembelajaran Islam melalui perdagangan, dakwah, dan perkawinan.

Sulawesi, terutama bagian selatan, sejak abad 15 M sudah didatangi oleh pedagang-pedagang muslim yang kemungkinan berasal dari Malaka, Jawa, dan Sumatra. Pada abad ke-16 di daerah Goa sebuah kerajaan terkenal di daerah itu telah terdapat masyarakat muslim.

B. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan
1. Ilmu-ilmu Keagamaan
Perjuangan itu dilakukan, diberbagai aspek antara lain pendidikan, kesehatan, dakwah, sosial, politik hingga teknologi. Setidaknya ada dua cara yang dilakukan oleh para ulama dalam menumbuhkembangkan ajarannya yaitu sebagai berikut :
a. Membentuk kader-kader ulama yang akan bertugas sebagai mubalig ke daerah-daerah yang lebih luas.
b. Melalui karya-karya tulisan yang tersebar dan dibaca di seluruh Nusantara. Karya-karya itu mencerminkan perkembangan pemikiran dan ilmu-ilmu agama di Indonesia pada masa itu.

Ilmuwan-ilmuwan muslim di Indonesia tersebut, antara lain :
a. Hamzah Fansuri (sufi) dari Sumatera Utara. Karyanya yang berjudul Asrar Al Arifin fi Bayan ila Suluk wa At Tauhid.
b. Syamsuddin As Sumatrani dengan karyanya berjudul Mir’atul Mu’min (Cermin Orang Beriman).
c. Nurrudin Ar Raniri, yaitu seorang yang berasal dari India keturunan Arab Quraisy Hadramaut. Karya-karyanya meliputi ilmu fikih, hadis, akidah, sejarah, dan tasawuf yang diantaranya adalah As Sirat Al Mustaqim (hukum), Bustan As Salatin (sejarah), dan Tibyan fi Ma’rifat Al Adyan (tasawuf).
d. Abdul Muhyi yang berasal dari Jawa. Karyanya adalah kitab Martabat Kang Pitu (Martabat yang Tujuh).
e. Sunan Bonang dengan karyanya Suluk Wijil
f. Ronggowarsito dengan karyanya Wirid Hidayat Jati
g. Syekh Yusuf Makasar dari Sulawesi (1629-1699 M). Karya-karyanya yang belum diterbitkan sekitar 20 buah yang masih berbentuk naskah.
h. Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (1812 M) seorang ulama produktif yang menulis kitab sabitul Muhtadil (fikih).
i. Syekh Nawawi Al Bantani yang menulis 26 buah buku diantaranya yang terkenal Tafsir Al Muris
j. Syekh Ahmad Khatib dari Minangkabau (1860-1916 M)

2. Arsitektur Bangunan
Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau memiliki penduduk yang juga terdiri dari beragam suku, bangsa, adat, kebiasaan dan kebudayaan masing-masing. Oleh karena itu perbedaan latar belakang tersebut, arsitektur bangunan-bangunan Islam di Indonesia tidak sama antara satu tempat dengan tempat yang lainnya. Beberapa hasil seni bangunan pada masa pertumbuhan dan perkembangan Islam di Indonesia antara lain. Masjid-masjid kuno di Demak, Sandang Duwur Agung di Kasepuhan Cirebon, Masjid Agung Banten dan Masjid Baiturahman di Aceh.

Beberapa masjid masih memiliki seni masih memiliki seni bangunan yang menyerupai bangunan merupai pada zaman Hindu. Ukiran-ukiran pada mimbar, hiasan lengkung pola kalamakara, mihrab dan bentuk mastaka atau memolo menunjukkan hubungan yang erat dengan kebudayaan agama Hindu, seperti Masjid Sendang Duwur.

C. Peranan Umat Islam pada Masa Penjajahan, Masa Kemerdekaan dan Masa Perkembangan
1. Masa penjajahan
Jauh sebelum Belanda masuk ke Indonesia, sebagian besar masyarakat Nusantara telah memeluk agama Islam yang ajarannya penuh kedamaian, saling menghormati, dan tidak bersikap buruk sangka terhadap bangsa asing. Semula bangsa asing seperti Portugis dan Belanda datang ke Indonesia hanya untuk berdagang, tetapi dalam perkembangan selanjutnya niat itu berubah menjadi keinginan untuk menjadikan Indonesia sebagai koloni di bawah kekuasaan dan jajahannya. Portugis berhasil meluaskan wilayah dagangnya dengan menguasai Bandar Malaka di tahun 1511 sehingga akhirnya mereka dapat masuk ke Maluku, Ternate dan Tidore.

Portugis juga mematikan aktivitas perdagangan kaum muslim Indonesia di daerah lainnya seperti Demak. Pada tahun 1527 M, Demak di bawah pimpinan Fatahillah berhasil menguasai Banten. Banten dan Aceh kemudian menjadi pelabuhan yang ramai menggantikan Bandar Malaka.

Dilandasi semangat tauhid dan hasil pendidikan yang diperoleh dari pesantren menyebabkan semakin bertambahnya kader pemimpin dan ulama yang menjadi pengayom masyarakat. Kaum bangsawan dan kaum adat yang semula tidak memahami niat para ulama untuk mempertahankan Indonesia dari cengkeraman penjajah secara perlahan bersatu padu untuk mempertahankan Nusantara dari ekspansi Belanda.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan

A. Pengaruh faktor nature terhadap perkembangan yang merefleksikan paham nativisme
Teori Nativisme
Nativisme berasal dari kata Nativus yang berarti kelahiran. Teori ini muncul dari filsafat nativisma (terlahir) sebagai suatu bentuk dari filsafat idealisme dan menghasilkan suatu pandangan bahwa perkembangan anak ditentukan oleh hereditas, pembawaan sejak lahir, dan faktor alam yang kodrati. Pelopor aliran Nativisme adalah Arthur Schopenhauer seorang filosof Jerman yang hidup tahun 1788-1880. Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan individu ditentukan oleh bawaan sejak ia dilahirkan. Faktor lingkungan sendiri dinilai kurang berpengaruh terhadap perkembangan dan pendidikan anak. Pada hakekatnya aliran Nativisme bersumber dari Leibnitzian Tradition, sebuah tradisi yang menekankan pada kemampuan dalam diri seorang anak. Hasil perkambangan ditentukan oleh pembawaan sejak lahir dan genetik dari kedua orang tua.

Dengan demikian, menurut aliran ini, keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiri. nativisme berpendapat, jika anak memiliki bakat jahat dari lahir, ia kan menjadi jahat, dan sebaliknya jika anak memiliki bakat baik, maka ia akan menjadi baik. Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak akan berguna bagi perkembangan anak itu sendiri.

Pandangan itu tidak menyimpang dari kenyataan. Misalnya, anak mirip orangtuanya secara fisik dan akan mewarisi sifat dan bakat orangtua. Prinsipnya, pandangan Nativisme adalah pengakuan tentang adanya daya asli yang telah terbentuk sejak manusia lahir ke dunia, yaitu daya-daya psikologis dan fisiologis yang bersifat herediter, serta kemampuan dasar lainnya yang kapasitasnya berbeda dalam diri tiap manusia. Ada yang tumbuh dan berkembang sampai pada titik maksimal kemampuannya, dan ada pula yang hanya sampai pada titik tertentu. Misalnya, seorang anak yang berasal dari orangtua yang ahli seni musik, akan berkembang menjadi seniman musik yang mungkin melebihi kemampuan orangtuanya, mungkin juga hanya sampai pada setengah kemampuan orangtuanya.

Dengan tegas Arthur Schopenhaur menyatakan yang jahat akan menjadi jahat dan yang baik akan menjadi baik. Pandanga ini sebagai lawan dari optimisme yaitu pendidikan pesimisme memberikan dasar bahwa suatu keberhasilan ditentukan oleh faktor pendidikan, ditentukan oleh anak itu sendiri. Lingkungan sekitar tidak ada, artinya sebab lingkungan itu tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak.

Walaupun dalam kenyataan sehari-hari sering ditemukan secara fisik anak mirip orang tuanya, secara bakat mewarisi bakat kedua orangtuanya, tetapi bakat pembawaan genetika itu bukan satu-satunya faktor yang menentukan perkembangan anak, tetapi masih ada faktor lain yang mempengaruhi perkembangan dan pembentukan anak menuju kedewasaan, mengetahui kompetensi dalam diri dan identitas diri sendiri (jati diri).
 

sitirahma © 2008. Design By: SkinCorner